Ketika seorang atlet berpikir bahwa dirinya akan menjadi juara pada sebuah olimpiade. Maka hal tersebutlah yang terjadi. Kekuatan pikiran atau membuat sugesti pada diri kita sendiri sangatlah berpengaruh pada diri kita. Kita seringkali berkata “tidak bisa” atau “saya pasti gagal” sebelum kita mencoba melakukan sesuatu yang belum kita lakukan. Hal ini sama saja dengan mengharapkan kegagalan menghampiri diri kita. Kita menyerah sebelum mencoba. Apakah kita ingin menjadi orang yang gagal sebelum mencoba atau menjadi orang yang gagal karena sudah mencoba dan melakukan yang terbaik serta mengeluarkan semua kemampuan kita.
Dari ilustrasi di atas kita bisa menyimpulkan bahwa pikiran adalah segalanya, apa yang kita pikirkan, itulah yang akan terjadi.
Allah SWT berfirman surat Ar Ra’du ayat 11, “ Allah tidak akan merubah suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya”. Kita dapat memetik pelajaran dari firman Allah tersebut. Kita harus merubah apa-apa yang ada pada diri kita sendiri mulai dari hal yang terkecil misalnya kebiasan makan dan tidur. Apakah kita ingin menjadi orang yang gagal atau orang yang sukses dan bermanfaat bagi sesama.
Banyak cara yang dapat kita tempuh untuk bisa menjadi yang terbaik. Kita dibekali akal fikiran untuk menjalani kehidupan ini. Kita senantiasa memikirkan apa-apa yang baik dan buruk untuk diri kita sendiri. Kitapun mempunyai dua mata untuk melihat, dua telinga untuk mendengar, satu mulut untuk berbicara, satu hidung untuk menghirup udara, dua tangan untuk bekerja dan dua kaki untuk berjalan. Kita harus bersyukur atas apa yang ada. Gunakan semua nikmat yang kita punya untuk menjadi yang terbaik.
Dengan akal kita berpikir untuk mengasah kemampuan (skill) dan mengembangkan diri. Seberapa besarkah potensi yang ada pada diri kita. Dengan pengalam-pengalaman yang telah kita dapatkan, kita selalu belajar. Jika kita mempunyai pengalaman yang buruk di masa lalu. Maka jadikan semua itu pembelajaran untuk melangkah ke depan. Jangan terlalu menyesali masa lalu yang sudah kita lewati. Karena masa lalu tersebut tidak akan terulang meski hanya satu detik.
Selain itu, kita harus selalu memotivasi diri kita sendiri. Kita tanamkan rasa percaya pada diri kita. Kita pasti bisa melakukan yang terbaik. Tetapi untuk itu semua juga diperlukan kedisiplinan agar semuanya teratur dan selalu posotif thinking terhadap semua yang menimpa pada diri kita. Jangan sampai hanya karena sebuah kesalahan yang kita perbuat, kita terpuruk dengan kesalahn tersebut.
Kemudian kitapun harus mencintai dan menyayangi diri kita sendiri. Ada pepatah yang mengatan “sebelum kita mencintai orang lain maka cintailah dirimu sendiri”. Karena orang yang cinta kepada dirinya sendiri akan selalu berusaha menjadi yang terbaik. Selalu ingin memberi apa yang kita bisa, selalu menunjukkan semua kemampuan yang kita punya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar